Waduh!! Penderita Infeksi Menular Seksual di Kutim Mencapai 448 Orang?

akurasi 2019
2 Min Read
Jumlah penderita penyakit infeksi menular seksual di Kutim dalam beberapa tahun terakhir cukup memprihatinkan. (Ilustrasi)
Waduh!! Penderita Infeksi Menular Seksual di Kutim Mencapai 448 Orang?
Jumlah penderita penyakit infeksi menular seksual di Kutim dalam beberapa tahun terakhir cukup memprihatinkan. (Ilustrasi)

Akurasi.id, Sangatta – Angka penyakit infeksi menular seksual (IMS) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terbilang cukup memprihatinkan. Dalam beberapa tahun terakhir bahkan disebut-sebut mengalami peningkatkan yang cukup signifikan. Medio 2016-2019 saja diketahui terdapat sebanyak 448 kasus IMS ditemukan di daerah tersebut.

Fakta itu terungkap dalam seminar kesehatan IMS dan kanker serviks yang digagas Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Kutim belum lama ini. Kebenaran atas kasus IMS itu sendiri diakui Kepala Dinkes Kutim Bahrani.

Menurut dia, selain temuan 448 kasus IMS, pihaknya juga mendapatkan data adanya kasus kanker serviks yang mendera 37 orang di Kutim. Sejumlag data tersebut diperoleh Dinkes melalui deteksi dini dan iva test yang dilakukan tenaga kesehatan bekerja sama dengan Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kutim.

“Besarnya dampak permasalahan yang ditimbulkan baik aspek sosial, ekonomi maupun kesehatan akibat IMS, diperlukan edukasi terarah mengenai pencegahan, deteksi dini dan pengobatan baik pada IMS maupun kanker serviks. Seminar kesehatan yang dirangkaikan dengan pemberian vaksin HPV (human papillomavirus) untuk pencegahan kanker serviks,” ungkapnya.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Kutim, Encek UR Firgasih menuturkan, masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari semua pihak. Harus selalu ada upaya pencegahan dan penanganan penyakit IMS dan kanker serviks yang dilakukan, baik oleh lembaga kemasyarakatan maupun pemerintah.

“Seminar kesehatan tentang IMS dan kanker serviks sangat penting, sebab kedua hal tersebut saling berhubungan dan sangat mempengaruhi angka kesehatan di masyarakat. Berdasarkan laporan yang kami terima jumlah IMS di Kutim mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Ini tentu harus menjadi perhatian bagi semua masyarakat,” tandasnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Yusuf Arafah

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *