
Akurasi.id, Sangatta – Sejumlah korporasi sudah menyatakan minatnya menanam modal di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Bahkan, kelompok usaha Bakrie Group diketahui juga sudah melakukan akad membangun pengolahan metanol di kawasan itu. Tapi rupanya Pemkab Kutim masih kesulitan menggelar pertemuan dengan para pemodal, salah satunya karena situasi Tanah Air yang masih terjerat wabah Covid-19.
baca juga: Mulai Besok, Rumah Ibadah di Kutim Diperbolehkan Gelar Salat Berjemaah
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim, Saipul Ahmad pun mengakui, kalau rencana pihaknya mengundang para calon investor gagal dikarenakan terganjal pandemi Covid-19.
“Sejak pandemi Covid-19 masuk Indonesia, kami tidak dapat bertemu untuk menindaklanjuti rencana awal,” ujar Saipul, Kamis (4/06/20).
Pada Maret lalu, Analis Kawasan Industri Bidang Industri Disperindagkop Kaltim, Binsar Simangunsong mengatakan, akan mengundang calon investor potensial masuk ke KEK MBTK.
“Awalnya kan kita sudah atur rencana untuk mengundang calon investor tersebut pada bulan Maret, namun karena adanya pandemi ini, maka tidak jadi semua, karena tidak bisa kemana-mana,” jelasnya.
Saipul juga menambahkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan beberapa konstruksi dokumen. Dan akan kembali mengundang calon investor agar mendapatkan kepastian. “Saat ini masih kami matangkan,” cakapnya.
Pemkab Kutim sendiri meyakinkan, KEK MBTK memiliki luas area 509,34 hektare. 400 hektare di antaranya sudah siap digunakan untuk industri. Kawasan industri ini juga sudah memiliki fasilitas jaringan listrik PLN, jaringan air bersih SPAM, dan internet.
Air baku dari mata air tersebut dipompa menuju IPA di KEK Maloy melalui pipa transmisi air baku diameter 500 milimeter (mm) sejauh 28 kilometer (Km). Air baku diolah terlebih dahulu di IPA selanjutnya sebagian ditransfer menuju reservoir booster dan dialirkan dengan kapasitas 200 liter perdetik yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Kaltim.
“Untuk fasilitas sudah kami penuhi. Secara bertahap semua akan dibenahi dan lengkapi agar investor siap menempati,” imbuh Saipul.
Selain itu untuk permasalaham perizinan, Pemkab Kutim sudah memberikan cara yang fleksibel, mempermudah calon investor untuk melakukan administrasinya. Dengan demikian bisa lebih optimal pencapaian realisasi investasi di Kaltim. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin