Akurasi, Nasional. Jakarta, Indonesia – Dalam sebuah langkah yang menandai kolaborasi antar pemerintahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, program makan siang gratis yang diusung oleh calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, sedang dibahas dalam rapat kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. Inisiatif ini, yang merupakan bagian dari janji kampanye Prabowo-Gibran, mendapatkan sorotan khusus karena diangkat dalam diskusi perencanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
Program makan siang gratis ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan siswa di seluruh Indonesia, memastikan bahwa mereka menerima nutrisi yang cukup untuk mendukung proses belajar mereka di sekolah. Menurut Prabowo, program ini adalah investasi dalam sumber daya manusia Indonesia yang akan berdampak jangka panjang pada kesehatan dan pendidikan.
Namun, penanganan program ini oleh pemerintahan Jokowi menimbulkan perdebatan. Mahfud MD, calon wakil presiden nomor urut 3, menganggap tidak tepat jika anggaran untuk program tersebut dimasukkan dalam RAPBN 2025 karena disusun berdasarkan program pemerintahan saat ini, bukan pemerintahan yang akan datang. Sebagai solusi, Mahfud menyarankan agar program ini dimasukkan dalam APBN Perubahan 2025 yang akan dibahas pada pertengahan tahun setelah pergantian pemerintahan.
Di sisi lain, pemerintah Jokowi berargumentasi bahwa pembahasan program makan siang gratis dalam RKP dan RAPBN 2025 adalah bentuk antisipasi dan sumbangan pemikiran untuk kelancaran transisi kebijakan antar pemerintahan. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menekankan pentingnya memasukkan program-program ikonik dari presiden terpilih untuk memastikan keberlanjutan pembangunan.
Debat ini mencerminkan dinamika politik yang unik menjelang pemilihan presiden, di mana program dari calon presiden bisa dibahas oleh pemerintahan yang sedang berkuasa. Hal ini menunjukkan upaya untuk menjembatani perbedaan politik demi kepentingan nasional yang lebih besar.
Meski terdapat perbedaan pendapat, kedua belah pihak tampaknya sepakat tentang pentingnya program makan siang gratis untuk masa depan Indonesia. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menambahkan bahwa pemerintah sedang fokus pada penentuan pagu indikatif dan program prioritas, termasuk makan siang gratis, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap program ini.
Pembahasan program makan siang gratis di kabinet Jokowi menjadi simbol dari politik kebijakan yang matang, di mana kepentingan rakyat diutamakan di atas segalanya. Meski masih perlu waktu untuk melihat bagaimana program ini akan diimplementasikan, harapan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa di Indonesia semakin terlihat di cakrawala.
Pembahasan ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi dan komunikasi antar pemerintahan, agar transisi kebijakan dapat berlangsung lancar tanpa mengganggu kelanjutan pembangunan nasional. Dengan mata tertuju pada pemilihan presiden mendatang, rakyat Indonesia menantikan realisasi janji kampanye yang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka tetapi juga memperkuat fondasi bangsa untuk generasi yang akan datang.(*)
Editor: Ani