Pertalite jadi primadona setelah naiknnya harga pertamax. Pertalite jadi primadona karena terjadi kekosongan di beberapa SPBU.
Akurasi.id, Jakarta – BBM Pertalite diserbu konsumen setelah Pertamina menaikkan harga Pertamax. Sebagai contoh di Jakarta dan provinsi di pulau Jawa lainnya, harga Pertamax naik jadi Rp 12.500 per liter, sedangkan harga Pertalite Rp 7.650 per lliter.
Pantauan detikcom di dua SPBU Pamulang, Tangerang Selatan, tidak ada bensin Pertalite yang tersedia. Seperti di SPBU yang terletak di Jalan Puspitek.
Petugas SPBU di sana, Baehaki mengatakan pertalite kosong. “Pertalite kosong sudah dari jam 10 pagi,” jelasnya, Sabtu (2/3/2022).
Tidak ada papan atau hal yang menunjukan keterangan Pertalite habis. Hanya petugas SPBU yang kadang berteriak-teriak Pertalite kosong di sana.
Petugas SPBU pun mengakut tidak tahu kapan Pertalite di SPBU-nya akan datang.
Tak jauh berbeda dengan di SPBU Jalan Benda Raya, Pertalite juga kosong. Hanya saja terdapat papan pengumuman yang menerangkan Pertalite di SPBU itu kosong.
“Pertalite kosong!!! ” demikian tulisan di papan itu.
Kosongnya Pertalite di SPBU ini membuat pengendara motor yang tadinya datang untuk mengisi bensin memutarbalik arah.
“Pertalite sudah kosong dari kemarin,” ucap salah satu petugas SPBU.
Selain itu, dia menjelaskan terkahir bensin yang dikirim ke tempatnya itu dua hari lalu. “Biasanya tiga hari sekali dikirim, tapi nanti engga tahu gimana,” kata dia.
[irp]
Respons Ahok soal Pertalite Diserbu karena Pertamax Mahal
Pemerintah telah mengumumkan harga baru BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 untuk RON 92. Dengan tingginya harga ini, dikhawatirkan konsumen beralih dari menggunakan Pertamax ke Pertalite dan membuat subsidi dari APBN menjadi tidak tepat sasaran.
Sebelumnya pemerintah juga telah menjadikan Pertalite sebagai BBM Khusus Penugasan yang harganya dibanderol Rp 7.650 per liter. Begini respons Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas kekhawatiran tersebut.
“Ya direksi sudah ada cara atasi,” katanya kepada detikcom. Ahok mengonfirmasi, kenaikan ini sudah mempertimbangkan risiko migrasi tersebut. “Ya benar,” ujarnya. (*)
Sumber: Detik.com
Editor: Redaksi Akurasi.id